Sabtu, 08 Juni 2013

Tuhan, Jemput aku.
Percuma ku menjalankan skenario hidup ini, jika tak ada sedikitpun yang mengerti keadaan fisik dan mentalku, 
Termasuk ibuku yang mungkin, sampai saat ini belum mengerti perasaanku
ini takdirku, tetapi batinku menolak
hamba di pasangkan dengan orang yang tidak hamba sukai, hamba tolak sikapnya, tetapi dibalik itu semua ada niat baik yang sudah kujalani agar terjalin komunikasiku dengannya. 
tetapi apa?
batinku masih menolak. ntah kenapa, pikiran negatif ku tentangnya menempel di benakku. 
hamba terus berdoa, agar hamba kuat, hamba terus berjuang tu jalani hidup disini untuk seribu tahun lamanya.
walaupun itu bohong, tiga tahun kemudian ku harus jalani hidup disini. 
hamba sakit, mental ku sakit Tuhaaan, hamba belum bisa menjadi umatmu yang baik, hamba berusaha, berdoa setiap lima kali dalam sehari, tetapi aku belum cukup dewasa untuk melewati rintangan yang kau berikan. sampai kapan ini berakhir tuhan? apakah sampai ibuku harus mendengar jeritan batinku ini? atau memang ketika orang tua dan keluarga ku meneteskan air mata ketika melihat ku terbaring lemah, karena jantung yang mulai menyerang tubuhku? atau memang ketika jantung ini sudah mulai tak berdetak lagi? ntahlah. hanya Engkau yang bisa menjawab ini semua. Tuhan, jemput aku